Permasalahan remaja, permasalahan keluarga, permasalahan pemerintahan, hingga permasalahan krisis air yang berganti shift dengan bencana banjir pun ada di Indonesia. Semuanya terangkum secara acak dan repetitif pada tiap lembar buku harian suram-muram bangsa ini. Entah kenapa, masalah demi masalah seolah betah menempel pada negeri bahari yang slalu dibilang sebagai atlantis yang hilang ini.
Terlalu sombong dan naif apabila kita slalu menanyakan ‘siapa yang patut dipersalahkan’ saja, tanpa berusaha untuk berkontemplasi barang sejenak tindakan curative apa yang harus dilakukan untuk mengobati ‘infeksi’ yang membusuk di negeri ini. Karena, sadar ataupun tidak, kita juga turut berkontribusi terhadap berbagai permasalahan yang slalu timbul tenggelam di negeri ini. Jadi, mulai saat ini :
Lets move with islam
Mulai dari permasalahan remaja yang meradix dari permasalahan keluarga. Tindakan apa yang mau dan mampu dilakukan oleh para ‘the Young Muslim Generation’?
Coba kawan hayati makna surat An-Nisa (1). Bahwa Allah memerintahkan kita untuk menjaga silaturahim. Dan tahukah kamu bahwa silaturahim diawali dengan komunikasi?. Nah, begitulah SALAH SATU solusi cerdas yang ditawarkan islam. Memperbaiki komunikasi keluarga untuk mengobati problema anak yang mulai beranjak dewasa. Simple khan? So. Tinggal tentuin siapa yang lebih dulu yang berinisiatif memulai perbaikan. Kaum orangtua atau kaum muda.
And, apa yang yang ditawarkan islam untuk meng’hush’ para tikus pengerat rupiah yang berkedok wakil rakyat?
Coba kita tengok lagi An-Nisa (135). Setiap orang, diwajibkan untuk slalu adil dan benar. Apalagi bagi orang yang dititipkan amanah. Terus hubungannya dengan koruptor?. Ya, semoga ayat ini mampu menjadi benteng bagi kita apabila amanat itu kelak terwariskan kepada kita. Seraya kita berusaha untuk tetap teguh membasmi tikus, kita pun harus tetap memasang anti-virus, untuk berjaga-jaga dari seranganan ‘Trojan’ (dibaca :syaiton) yang ada dibalik para tikus itu. Minimal untuk saat ini, say no to plagiarize, bikin ‘kopean’ ato titip absen sama teman.
Untuk krisis air yang berganti shift dengan banjir, mari kita hayati lagi ‘Ensiklopedia super’ kita di surat An-Nahl (112). Apa yang bisa kita ambil? Ya. Kesadaran.
Kesadaran bahwa saat ini kita mulai menjadi bangsa yang kufur. Yang terlalu terlena dengan berbagai kekayaan yang slalu dianggap g ada abisnya. Pada saat kita bangga menjadi bangsa maritim, kita seenaknya membuang air dengan ringan dengan dalih ‘masih banyak air di laut’. Padahal, toh meneguk satu kali air laut pun langsung kita muntahkan karena asinnya.
Dan banjir? Hayyaa..kita terlalu pede dengan ibarat di Indonesia berlaku hukum kayu berubah jadi pohon. Kita tebang seenaknya, tanpa berupaya untuk menggantinya. Walhasil, bukan hanya banjir yang mendera tapi panas terik dan racun CO pun mulai padat merebak diangkasa.
Untuk solusinya, monggo dikaji dari Al-An’am (141), Al-Israa (27), Al-Araaf (58), dan Ibrahim (14). Kalau ada yang lain lagi, ya silakan langsung aplikasikan.
Lihatlah kawan, dengan islam, berbagai masalah yang rumit dapat diselesaikan dengan cara yang sederhana dan produktif. Dengan Islam, kita mereduksi masalah menjadi anugrah, dan musibah menjadi berkah. Allhamdulillah, bukan?
Poko’e, segera lakukan 3M with Islam. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan MULAI DARI SEKARANG!
Pantun :
ada masalah runyam pasti ada solusi hebat
mari dengan Islam kita berkontribusi dan bermanfaat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar