Pedas datang kembali. Kali ini dengan membawa tema
Peradaban Islam dulu, kini, dan nanti. Pemuda Islam harus Cerdas ini adalah
program kerja Departemen Ilmy DKM FISIP Universitas Padjadjaran. Waktu
pelaksanaannya pada hari Rabu, 11 Desember 2013. Bertempat di Selasar Mushola
FISIP Unpad, Pedas kali ini menghadirkan dua pembicara keren yang ahli di
bidangnya.
Pembicara pertama adalah Pak Zaenal Muttaqin. Beliau
merupakan dosen Administrasi Bisnis dan pembicara kedua adalah Kang Abas,
anggota Majelis Syuro DKM FISIP Unpad sekaligus peraih anugerah Unpad Award
bidang Kewirausahaan. Diskusi ini dimoderatori oleh Rio Alfajri.
Pertama-tama Pak Zaenal memberikan sebuah perbandingan
antara peradaban Islam dengan peradaban yang terkenal di dunia termasuk Yunani
dan Romawi. Peradaban identik dengan seni dan ilmu pengetahuan. Mengapa
peradaban Yunani, Romawi, Islam bisa dikenal karena mereka menghasilkan dua
produk tersebut. Namun, Pak Zaenal menekankan inti dari peradaban adalah
memanusiakan manusia. Jika peradaban sudah tidak memanusiakan manusia,
peradaban itu akan runtuh.
Setelah itu, Kang Abas yang pernah langsung melihat
peradaban Islam yang ada di Turkey menjelaskan kuatnya peradaban Islam di
Eropa. Kang Abas mengaitkan kesuksesan
peradaban Islam ini dengan semangat pemuda. Ada tiga hal yang menurut Kang Abas
harus dimiliki pemuda agar menjadi pengguncang dunia. Pertama harus berani,
berani di sini bisa dimulai dari hal kecil lho, seperti bertanya saat di kelas.
Kemudian, pemuda yang sukses adalah mereka yang tidak malu untuk mencoba. Yang
terakhir, tetapi juga penting adalah sebagai pemuda kita harus punya karya.
Dengan ada karya, sebuah peradaban akan dikenal. Jadi sebagai pemuda harus
berani, tidak malu, dan terus berkarya. Iya nggak?
Setelah sesi penyampaian materi ada sesi tanya jawab yang
dilakukan oleh 4 orang penanya. Setelah semua pertanyaan dijawab, moderator pun
menutup sesi diskusi Pedas kali ini. Moderator menggarisbawahi perkataan Pak
Zaenal bahwa peradaban Islam mempunyai keistimewaan karena tidak hanya
mementingkan produk peradaban tetapi punya keistimewaan Dzikrullah (selalu
ingat Allah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar