Pages

Ads 468x60px

Minggu, 22 Desember 2013

MENTORING'S STORY


Kenapa harus mentoring?
Pada mulanya saya ga pernah berpikir untuk ikut mentoring. Paradigma remaja-dewasa yang menyebar seringkali melihat mentoring sebagai sesuatu yang membosankan. Really. Dan saya pun tidak menyangkalnya. Saya mengikuti mentoring hanya karena sebuah kewajiban akademik. Untungnya itu masa lalu, berbeda dengan sekarang yang notabenenya saya mentoring karena kebutuhan. Mentor saya tak perlu repot-repot menjarkom, dengan sigap saya akan segera berada disana duduk melingkar bersamanya.
Entah apa yang membuat saya tetap berada disana, saya hanya merasa nyaman dan bahagia. Saya menemukan apa yang tidak saya temukan sebelumnya. Saya mendapatkan apa yang tidak saya dapatkan sebelumnya. Sesuatu yang baru. Sesuatu yang mungkin tidak akan ditemukan oleh mereka yang termakan paradigma bosan tanpa terlebih dahulu mencobanya. Mentoringmu membosankan? Tidak merasa bahagia? Berarti ada yang salah dengan mentoringmu J tapi tidak berarti untuk mentoring-mentoring lainnya.
Jika bukan karena mentoring mungkin saya tidak akan bisa sedewasa ini dalam melihat masalah. Jika bukan karena mentoring, mungkin saya akan tetap menjadi gadis manja anak rumahan atau gadis malam yang asyik keluyuran tanpa sadar waktu terus berlalu tanpa menjadikan diri ini semakin berarti. Apa sih yang dirimu cari dari hidup? kalau saya, saya mencari jawaban dari sebuah pertanyaan kenapa saya hidup? Untuk apa saya hidup? sebuah identitas. Pastilah jawabannya bukan sekedar takdir. Saya percaya ada sesuatu yang lebih bermakna dari sekedar takdir. And I found it.
Apa hal itu tidak membuatmu penasaran? Jika sesuatu yang sangat dasar tentang hidup ini tidak ingin dirimu tanyakan, saya curiga jangan-jangan semua keputusan, semua pilihan yang dirimu ambil dalam hidup ini tak pernah juga berdasar. Tak pernah juga kau pertanyakan ataupun kaji ulang. Kau biarkan hidup ini berlalu begitu saja sampai akhirnya mati pun begitu saja? Oh no. Jika semua dibiarkan berjalan begitu saja, lalu apa yang membedakan kita –kaum intelektual- dengan mereka yang berada di kolong jembatan?
Bukankah cara berpikir? Yang seharusnya menjadi sang pembeda. Jika kau tidak membiarkan dirimu untuk berpikir maka itu berarti kau tidak membiarkan dirimu ada. tau kenapa? Cogito ergo sum. Aku berpikir maka aku ada, sebuah pemikiran Rene Descartes -filsuf terkenal abad 17 berkebangsaan Perancis- yang mencoba menjelaskan kepada kita semua bahwa di dunia ini ada kekuatan eksternal yang lebih besar dari diri sendiri yang tanpa disadari mengontrol pikiran ke jalan yang salah. Nah, dengan kita berpikir, garis batas yang jelas bisa kita ulur. Sayang sekali jika otak yang ada dalam kepala ini, tidak digunakan bagaimana semestinya berpikir.
Di fase lahir boleh ia berlalu begitu saja, tapi tidak dengan kematian. Saya tidak ingin mati begitu saja tanpa menjadi sesuatu di dunia ini. Tanpa memberikan apa-apa di dunia sehingga mati dan hidupnya saya tidaklah berbeda. Big No. Saya bersyukur, mentoring menjawab proses berpikir saya. Menjadikan diri saya ada dan semakin ada. Meaning life. Sejak mentoring, saya tidak membiarkan hidup mengalir begitu saja layaknya air. Justru sebaliknya, kini hidup ini bagaikan jet pam yang mendorong air agar terus keluar dan naik ke atas dan terus naik. Kebayang bedanya? Hidup saya sekarang lebih bergairah, passionate hingga bisa bergerak maju layaknya jetpam. Kenapa bisa gitu? Karena aku tau alasan kenapa aku hidup. simple as usually we did right?
Jadi sudahkan hidupmu berarti? Just find your answer in mentoring.
Jika sudah temukan jawabannya, jadilah pribadi-pribadi yang lebih baik.  Let’s heal the world and make a better place ! –michael jackson-  

PRIORITAS KEBAIKAN


Assalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh
PRIORITAS KEBAIKAN
Hidup ini adalah pilihan, kuliah, berorganisasi, maupun hanya mau main main saja, keputusan akhir ada ditangan kita. Tapi apakah kita hanya akan menjadi orang yang sia-sia saja tanpa meninggalkan suatu karya dan melewatkan waktu terbuang begitu saja,  ataukah kita mau menjadi orang yang pandai memanfaatkan waktu ?? hingga dengan adanya kita, maka lahir karya dan solusi atas berbagai permasalahan yang ada. Jawabannya ada pada diri masing masing :)
          Dalam menjalani hidup, kita harus punya prioritas, dan kebaikanlah yang harus kita prioritaskan. Karena dengan memprioritaskan kebaikan, insyaAllah kita menjadi orang yang lebih bermanfaat, untuk kita, teman dan orang banyak :)
Spirit #PrioritasKebaikan DKM Fisip Unpad

 

Blogger news

Blogroll

About